Tips Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit

| Kamis, 07 November 2013

Good morning, good day, good afternoon, good evening y'all!
Are you ready to learn more about sending your own, original script to some publishers? Then I, as an active blogger of this blog, proudly to present you this:

           It all starts with simple questions. Apa saja sih, hal-hal yang perlu diperhatikan? Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratan yang diminta oleh penerbit sasaran kita? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah pas? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa juga berbeda. Standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut:


     -          Panjang halaman : 100 - 150 halaman
     -          Ukuran kertas : A4
     -          Jenis huruf (font) : Times New Roman
     -          Ukuran huruf : 12 pt
     -          Spasi : 1,5
     -          Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)

Kalau kita akan mengirimkan naskah ke penerbit, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka bukan? Setelah itu, yang harus diperhatikan adalah…kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo atau kesalahan ketik di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ya ampun. Ayo editlah segera. Jadilah editor bagi naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.

Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah: 
-          Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Memang suatu hal yang sepele tapi masih saja ada yang sengaja melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Kasihanilah mereka. Sudah cukup berbaik hati mereka mau membaca, jangan menyuruh mereka menghitung lembaran ceritamu satu persatu. 
-          Sinopsis. Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor juga tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oh iya, sinopsis ini harus LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi. 
-          Biodata Penulis. Tuliskan data kita secara lengkap. Mulai dari nama asli, nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor Rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba menulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.  
-          Profil Penulis. Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis/deskripsi untuk diletakkan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat. Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi bukan? 
-          Surat Pernyataan Keaslian Naskah. Kalau kamu masih bingung seperti apa sih, surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan ya. 
-          Surat Pengantar. Layaknya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada sang penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus-ratus halaman, masa iya menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa? Ayooo! 
-          Daftar Isi. Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, judul-judul bab, sampai ke profil penulis. Dengan disusunnya naskah sesuai dengan daftar isi, tentu akan mempermudah editor membaca naskah kita.  
-          Buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik. Biasanya halaman pertama dari naskah selalu dibuat sampul. Tuliskan judul naskahnya besar-besar. Di bawah judul tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya bisa di-browsing dari internet. Lalu kemudian, di bawah gambar tuliskan nama, alamat, e-mail, dan nomor telepon.  
-          Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Tambahkan lapisan plastik juga di luarnya. Tampilan yang menarik berkemungkinan besar akan menarik perhatian si editor.
Seperti yang para stranger visitors tahu, tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via e-mail. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Sampai saat ini, penerbit seperti Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia, mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Dalam hal pengiriman naskah, kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Selain jalan itu, tentu saja dengan mengirimkan naskahnya melalui pos atau kurir. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum. Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Nah, naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak. Sambil menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi!

Sumber: http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-mengirimkan-naskah-fiksi-ke.html (disertai perubahan dan pendapat oleh blogger)

edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Write Like A Pro - Menulislah